Menilik SD Tumbuh 4 Memproduksi Tempe

Sekolahtumbuh.sch.id - 24 August 2023 14:16 - Ana Subagya

Teman Tumbuh, siapa yang suka makan tempe? Makanan olahan dari kedelai ini sudah dikenal oleh masyarakat sejak abad ke-12 dan selama lebih dari 1000 tahun merupakan makanan yang populer di Indonesia. Bahkan, tempe juga tercatat dalam sejarah Jawa Kuno yakni kesusastraan dalam Serat Centhini.


Hngga saat ini, tempe merupakan salah satu bahan makanan vegetarian yang dapat diolah menjadi aneka masakan mulai dari digoreng, panggang, tumis, masakan berkuah, bahkan dapat dimodifikasi seperti burger, steak, dan masih banyak lagi. Olahan kedelai ini pun juga banyak manfaat dan mengandung sumber protein yang baik dan kaya akan nutrisi, termasuk serat, vitamin B, zat besi, kalsium, dan magnesium.


Dibalik rasa yang enak, proses pembuatan tempe juga harus melalui beberapa proses agar kacang kedelai yang difermentasi oleh jamur Rhizopus oligosporus dapat tumbuh secara maksimal. Prosesnya panjang lho Tempan Tumbuh, mulai dari memilih kualitas kedelai yang bagus, kemudian kedelai akan direndam dan digiling untuk mengupaskan kulitnya, lalu direbus agar kedelai matang, lanjut dengan pendinginan dan pemberian ragi tempe, sampai kemudian dibungkus dan didiamkan selama kurang lebih 2 hari untuk menghasilkan tempe yang sempurna.


Pada cerita kali ini, teman-teman dari SD Tumbuh 4 melakukan praktik membuat tempe. Yang unik adalah mereka belajar untuk membungkus kedelai yang sudah direbus dan diberi ragi dengan menggunakan daun pisang. Selain membawa sensasi tradisional, penggunaan daun pisang juga untuk mengurangi sampah plastik.


Baca juga : 63 Siswa-siswi SMA Tumbuh Melepas Tukik Jenis Penyu Lekang


Pembuatan tempe ini merupakan salah satu dari salah satu dari praktik Permaculture Program yang masuk ke dalam kurikulum kekhasan Sekolah Tumbuh Kampus Terpadu Sewon. Pemilihan tempe sebagai salah satu materi yang dikenalkan untuk anak-anak merupakan contoh yang ada dalam prinsip permaculture tentang olahan makanan nabati yang diambil dari alam. Selain itu, penggunaan daun pisang sebagai pembungkusnya juga merupakan konsep permaculture yang juga mendukung zero waste dimana daun pisang dapat menjadi sampah organik yang dapat diolah secara mandiri.