Kampanye Anti Kekerasan: Menciptakan Lingkungan Belajar yang Inklusif, Berkebinekaan, dan Aman bagi Semua
Sekolahtumbuh.sch.id - 16 August 2024 10:00 - Daya Prisandi
Beberapa waktu lalu, SMA Tumbuh mengadakan kegiatan sesi edukasi tentang kampanye anti kekerasan di sekolah. kegiatan dilaksanakan dalam rangkaian Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang lalu, Rabu 17 Juli 2024. Kampanye ini dibawakan oleh tim Center for Studies on Inclusive Education (CSIE) Sekolah Tumbuh.
Kampanye anti kekerasan di sekolah ini merupakan salah satu materi wajib yang direkomendasikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk diberikan pada saat MPLS. Mengusung tema "Menciptakan Lingkungan Belajar yang Inklusif, Berkebinekaan, dan Aman Bagi Semua," pemberian materi dibuka dengan sapaan dan ice breaking. Setelah itu, materi dilanjutkan dengan menonton film pendek tentang pencegahan kekerasan dengan judul "Bentuk Kekerasan dalam Permendikbudristek No. 46 tahun 2023" yang diunggah oleh akun YouTube Cerdas Berkarakter Kemendikbud RI.
Tidak sekedar menonton film, siswapun diajak diskusi mengenai film dan mengenal bentuk-bentuk kekerasan di sekolah. Kekerasan di sekolah terbagi menjadi enam menurut Permendikbudristek No. 46 tahun 2023. Bentuk kekerasan tersebut adalah kekerasan fisik, psikis, perundungan, kekerasan seksual, diskriminasi, dan intoleransi, serta kebijakan yang mengandung kekerasan. Kegiatan berikutnya dilakukan dengan permainan "Mitor atau Fakta" tentang kekerasan di sekolah dan diakshiri dengan penutup.
Tidak hanya sampai di situ, supaya lingkungan belajar yang inklusif benar-benar terwujud, siswa pun diajak untuk membuat video kampanye anti kekerasan di sekolah berdurasi 90 detik. Vdeo tersebut lantas diunggah ke akun Instagram pribadi dengan menandai akun instagram sekolah @tumbuh.highschool. Harapannya, video tersebut bisa menjadi langkah bagi siswa untuk saling menghargai satu sama lain.
Baca juga : Bercengkerama di Ruang Keluarga Lewat Pameran Seni Rupa
Koordinator Kesiswaan SMA Tumbuh, Ibu Dwi Lestari, S.Pd, menyampaikan "ada beragam tema yang ditawarkan oleh Kemdikbudristek, tetapi pertimbangan kami memilih tema ini adalah karena anak usia remaja rentan untuk melakukan maupun mendapatkan perundungan, sehingga adanya kampanye ini tujuannya bisa menghindarkan hal tersebut. Terutama karena Sekolah Tumbuh merupakan sekolah inklusi dengan berbagai macam karakter anak." Ia juga menuturkan harapannya supaya anak-anak di sini yang memiliki beragam karakter dan kebinekaan bisa saling menghargai satu sama lain baik secara verbal maupun non verbal.
Pendapat senada disampaikan oleh Orick, siswa kelas 12A. Ia mengatakan bahwa materi tersebut bermanfaat untuknya karena mengingat kondisi siswa di sekolah yang cukup beragam. "Di sekolah ini sangat nampak keberagaman teman-teman sehingga kita harus saling menghargai satu sama lain." Lingkungan sekitar yang beragam membuatnya merasa harus bisa menciptakan suassana kelas yang aman dan damai, tidak memilih-milih teman dan harus berteman satu sama lain karena relasi dengan orang lain itu penting.